WISATA BADUY

Anda ingin membeli atau memesan khas Baduy seperti Ikat kepala(lomar), pernak-pernik, dll
hubungi saya lewat
Emile: elfaredl@yahoo.com

Kamis, 26 April 2012

KARAWITAN MINANGKABAU


KARAWITAN MINANGKABAU
Disusun oleh: Miftah Faridz Muharrom


SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA (STSI)
BANDUNG 2012






KARAWITAN

Berasal dari bahasa jawa artinya halus dan juga ada yang mengatakan dengan cabe rawit yang rasanya bersifat pedas.
Sedangkan istilah karawitan dalam karawitan minag itu hanya mengacu pada permainan rakyat saja.
Karawitan minang dilahat dari sudut pandangnya antara lain:
a.    Filosofis: berhubungan dengan karakteristik adat minang kabau,
b.    Kontekstual: yang mana suatu kesenian yang tidak berhubungan dengan hal yang peraktis, dan tidak berhubungan dengan teks
c.    Tekstual: yang mana berhubungan dengan hal-hal berupa teks.

MINANGKABAU

Kebudayaan minangkabau terdiri dari 3 bagian antara lain:
1.    Sistem pemerintahan adat
2.    Sistem kekerabatan:  patrinial(ayah), matrinial (ibu) lebih menitik beratkan pada rumpun ibu.
3.    Kesenian/karawitan.

PENGELOMPOKAN KARAWITAN MINANGKABAU

Karawitan minangkabau terdiri atas: Vokal dan instrumen.
A.    VOKAL
Vokal merupakan seni yang tertua, kenapa vokal dikatakan seni tertua?, karena seni vokal muncul dari awal peradaban manusia ketika hendak berkomunikasi dengan sang pencipta dalam bentuk yang sangat sederhana / ritual.
Vokal atau dendang(bahasa minang) secara etimologi berasal dari kata:
DEN = saya
DANG = danguang/dengung atau bersuara.
Contoh bila kita tulis DEN DANGUANGKAN berarti maknanya: saya bunyikan atau saya nyanyikan atau menyenangkan hati.
Vokal/dendang itu mengandung nilai tersendiri baik dari unsur seninya dan unsur filosofisnya.
Maka secara exnomusikologis nya dendang minang merupakan: “ungkapan perasaan seseorang dalam bentuk sastra lagu yang indah dan berlatar belakang filsafat minangkabau”.


JENIS-JENIS DENDANG

1.    Berdasarkan Tema
Jenis dendang terdiri dari:
a.    Ratok: Meratap, Ber iba-iba, sedih.
b.    Gembia: Bersukacita, hal-hal yang menyenangkan
c.    Baindang: Berdendang secara bersahutan antara 2 group berisi ajaran adat, sejarah minagkabau, dan lain-lain.
d.    Salawaik/Dikie: salawatan/ dzikir.

2.    Berdasarkan Daerah
Terdiri dari:
a.    Dendang Darek:
•    Dendang Singgalang
•    Dendang Payukumbuah
•    Dendang Solok
b.    Dendang Pasisie:
•    Palayaran
•    Kembang aie aji
•    Risau lai
3.    Berdasarkan Instrumen pengiring
Berdasarkan instrumen pengiringnya dendang ini terdiri dari:
•    Dendang Pauh
•    Dendang Sirompak dan
•    Dendang Sampelong

B.    INSTRUMEN
Klasifikasi menurut jenisnya instrumen karawitan mingakabau terdiri atas:
•    Alat Tiup
•    Alat Gesek
•    Alat pukul
•    Alat Petik.

1.    ALAT TIUP/ AEROPHONE
Merupkan jenis alat musik paling banyak dan umumnya terbuat dari bahan bambu yaitu seperti:
•    Saluang
•    Bansi
•    Sarunai dan
•    Puik

SALUANG

Asal usul Saluang secara Etimologi berasal dari  kata: SA: se, Luang: Ruang atau rongga.
Adapun secara exnomusikoligis Saluang adalah Alat musik yang tebuat dari Satu ruang/ ruas Bambu.
a.    Legenda:
•    Cerita yang berkembang di masyarakat
•    Kebenarannya belum teruji secara ilmiah
b.    Sejarah
•    Kebenarannya telah teruji secara ilmiah
•    Dengan bukti-bukti peninggalannya


1.    Saluang Darek

Tumbuh dan berkembang di daerah darek/Pedalaman.
Suara atau bunyi yang dihasilkan pergesekan udara saat dilakukan peniupan pada bagian ujung yang sengaja dimiringkan, bagian ujung yang dimiringkannya disebut dengan istilah suai



Suara tiupsn dslusng tidak dapat dipisahkan dengan Vokal/dendang, keduanya berjalan sejajar. Tidak dapat dikatakan apakah saluang mengiringi dendang atau dendang yangmengiringi saluang.

2.    Saluang Sirompak

Berasal dari kata: SALUANG dan ROMPAK artinya hancur, luluh, berkeping-keping.
Jadi, saluang Sirompak fungsinya: pertunjukan untuk menghancurkan, meluluhkan hati seseorang(wanita) baik melalui suara tiupan, dendang, maupun mantra-mantra (pituang).

3.    Saluang Sampelong
Fungsinya sama dengan Saluang Sirompak . saluang ini tumbuh dan berkembang di Daerah Payukumbuh. Pertunjukannya sama mengandung mistis dan berfungsi untuk mengguna-gunai orang lain.
Nada-nada  yang dihasikannya mendekati 5,6,1,2,3.

4.    Saluang Panjang
•    Tumbuh dan berkembang di Daerah Sungai Pagu Muaro Lambuah.
•    Lobang nadanya 4 buah, salahsatunya terletak di belakang.
•    Lobang sumber suaranya mirip dengan suling sunda, tetapi tidak memakai ruas.

5.    Saluang Pauh
•    Tumbuh dan berkembang di daerah pauah sambilan (pinggiran kota padang)
•    Terbuat dari seruas bambu kecil (mirip dengan bansi)
•    Lobang nadanya berjumlah 6 buah.
•    Berfungsi untuk hiburan.

6.    Alat Tiup Bansi
•    Tumbuh dan berkembang di daerah pesisir namun keberadaannya dapat dijumpai Di seluruh daerah minangkabau
•    Terbuat dari seruas bambu kecil dan mempunyai 9 buah lobang nada
•    Susunan nada-nadanya mendekati 6, 1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 1,
•    .

•    Bahkan mampu menghasilkan nada 2, 3 (tinggi).
•    Pertunjukannya biasanya secara solo maupun
Bersama dengan perangkat lain seperti talempong

7.    Alat Tiup Sarunai
Bahannya terbuat dari Bambu Tamiang kecil terdiri dari 2 bagian:
•    Anak, tempat sumber suara berbentuk lidah
•    Induak, tempat lobang nada berjumlah 4 buah

Pertunjukannya Biasanya Bersamaan Dengan Instrumen Lain Seperti Dalam Perangkat Talempong.

8.    Pupuik
Merupakan bentuk lain dari sarunai sama-sama memakai lidah sumber suara
Jenis- jenis Pupuik
a.    Pupuik Batang Padi
b.    Pupuik Tanduk
c.    Pupuik Lagundi
d.    Pupuik liolo


2.    INSTRUMEN PUKUL / IDIOPHONE
2.1    Kelompok instrumen musik  pukul yang bahan bakunya terbuat dari campuran logam atau tembaga.
Yang termasuk kelompok ini adalah:
•    Talempong
•    Canang
•    Aguang
•    Ganto



TALEMPONG

Bentuk fisiknya mirip dengan bonag pada perangkat Gamelan Saunda atau reong pada perangkat gamelan bali.

1.    Talempong Tradisi
Ciri-cirinya:
•    Jumlah instrumen tidak lebih dari 7 buah
•    Cara memainkannya sangat sederhana
   
Enseble  Talempong Tradisi:
•    Talempong Pacik
•    Talempong Duduak/duduk

a.    Talempong Pacik
PACIK= Pegang
Pertunjukan talempong yang dimainkan dengan cara dipegang,
Baik sambil duduk, berdiri, maupun berjalan (mengiringi prosesi)
Pola Tabuhannya terdiri dari 3 bagian:
1.    Anak    :  terdiri dari 1 atau 2 buah instrumen dengan susunan nadanya tidak tetap
2.    Dasar    : terdiri dari 2 buah instrumen dengan susunan nadanya tidak tetap
3.    Paningkah    : terdiri dari 1 atau 2 buah instrumen dengan susunan nadanya tidak tetap
Biasanya, jumlah personil dalam pertunjukan talempong pacik 5 orang
1. Pemain talempong 3 orang
2. Pemain gandang 1 orang
3. Pemain alat tiup 1 orang

pola permainannya
pola tabuhan anak sebagai pembuka.
tabuhan dasar mengisi motif bagian anak.
paningkah membentuk jalinan antara motif anak dan dasar.
gabungan dari ketiga motif tabuhan itu akan melahirkan sebuah keutuhan jalinan
yang harmonis


b.    Talempong Duduak/Duduk
merupakan pengembangan dari talempong pacik.pertunjukannya dilakukan sambil duduk sedangkan talempong diletakkan di atas rea atau ancak.

Ciri-cirinya:
Posisi talempong selalu berpindah tempat Seiring dengan pergantian lagu
Umumnya lagu dimainkan dalam tempo angat cepat
Contohnya:
•    Talempong Sialang
•    Talempong Unggan

2.    Talempong Kreasi

Talempong Rea
pertunjukannya berbentuk orkestrasi, talempong diletakkan di atas rea yang berjumlah 5 buah,terdiri dari:
    Melodi   
Tradisi dari 8 buah Talempong atau lebih dengan susunan nada-nadanya seperti tut piano
Tal. Rendah        Tal. Tinggi
Canang rendah        Canang Tinggi
CANANG
Bentuknya Mirip dengan talempong besar .

pada mulanya berfungsi untuk mengumpulkan massa
berkembang menjadi momongan, yaitu tiga atau lebih canang dipikul membentuk jalinan atau mirip dengan permainan talempong pacik

AGUANG
Bentuk fisiknya mirip dengan goong di daerah sunda dalam karawitan minang hanya dipakai pada perangkat talempong sialang saja atau disebut juga dengan gandang aguang
di samping itu aguang memegang peranan penting  pada acara batagak penghulu dan pembukaan  upacara-upacara adat.

GANTO
Genta; jarang ditemukan dalam perangkat karawitan  minang. Akhir-akhir ini dipakai dalam perangkat perkusi Banyak ditemui tergantung di leher binatang piaraan Seperti kambing, sapi, dan kerbau.
2.2     Membranophone/Kulit Binatang
alat musik pukul yang sumber suaranya terbuat dari membran atau kulit, baik bermuka satu maupun bermuka dua
A.    BERMUKA SATU
1.    Rabano/Rebana
Termasuk jenis instrumen frame drum, yaitu mempunyai kerangka atau bingkai fungsinya pengiring pertunjukan kesenian yang bernafaskan islam, contoh dikie rabano
•    Versi 50 Kota:
Berbentuk cekung, Kerangka Badannya agak dalam
untuk merekatkan kulit digunakan tali dari rotan. tali tersebut juga berfungsi unt menegang-kendorkan kulit sumber suara. selain itu alat untuk menegang-kendorkan kulit  juga digunakan sidak dan pasak
•    Versi Agam dan Tanah Datar
Bentuk fisiknya lebih pipih, diameternya lebih besar diameter permukaan hampir sama dengan diameter bagian pantat.
Untuk merekatkan kulit dipakai paku payung, sedangkan untuk menegang-kendorkan kulit ss hanya menggunakan sidak dan dibagian sisi-sisinya terdapat ginjring

2.    Idang
Bentuk fisiknya serupa rabano versi tanah datar atau agam, tetapi ukurannya lebih kecil di paraiaman disebut juga dengan istilah rapa’i

3.    Adok & Tasa
Bentuk fisiknya serupa dengan rabano versi 50 kota, tetpi ukurannya lebih kecil
beda adok dan tasa terletak pada bahan dasarnya kerangka adok terbuat dari bahan kayu sedangkan tasa dari tanah liat.
tasa berfungsi sebagai komando dalam perangkat gandang tambua atau gandang tabuik

B. BERMUKA DUA

1.    Gandang Sarunai
•    Bentuk fisiknya mirip dengan gendang bali tetapi lebih pendek
•    Berkembang di daerah solok dan sering digunakan dalam pertunjukan gandang sarunai.
•    Dalam hal ini gandang dipakai berpasangan yaitu sebagai jantan dan betina
Contohnya dalam permainan gandang sarunai.

2.    Gandang Tambua
•    Berkembang di pesisir barat minangkabau (pariaman) untuk pertunjukan tabuik.
•    Sebuah ritual memperingati wafatnya hasan dan husein
•    Bentuk fisiknya mirip dengan bedug, tetapi ukurannya lebih kecil

3.    INSTRUMEN  GESEK

Alat kesenian gesek lainnya jugadi namakan rebab. Rebab berkembang di daerah darek dan pesisie/pesieir.
1.    Rebab Darek
•    Berfungsi mengiringi dendang minang, baik ratok, gembira, kaba dll.
•    Secara umum fungsinya sama dengan saluang
Organologi:
•    kerangka perutnya terbuat dari kayu nangka, batang dari banbu(takang)
•    senar berjumlah 2 buah, terbuat dari benang.

2.    Rebab Pariaman
Organologi:
•    kerangka perut terbuat dari batok kelapa yang dibelah bagian yang dibelah itu ditutup dengan kulit (perut bagian dalam sapi).
•    senarnya terbuat dari benangdan berjumlah 3 buah.

3.    Rebab Pasisie
Berkembang di pesisir selatan minangkabau.

Organologi:
•    Bentuk fisiknya mirip dengan biola,
•    Memiliki 4 buah senar, senar 1 – 3 terbuat dari kawat, sedangkan senar 4 dari benang.
•    Umumnya mengiringi jenis dendang kaba.


4.    INSTRUMEN PETIK
Eksistensinya tidak begitu menonjol dan jarang dipakai dalam berbagai pertunjukan

1.    Genggong
Organologi:
•    Bentuk fisiknya mirip dengan busur panah. Kerangkanya terbuat dari kawat.
•    Di tengah-tengahnya terdapat kawat kecil (dawai) yang berfungsi sebagai sumber suara.
•    Resonatornya memanfaatkan rongga mulut dan hanya dapat menghasilkan satu jenis suara.

2.    Kacapi
Berkembang di daerah matur dan payakumbuh.
Organologi:
•    Terbuat dari kayu tipis (triplek) serta memiliki 3 buah senar.
•    Cara memainkannya dipetik dengan jari-jari kanan dan jari kiri memainkan melodi dengan cara menengkep tuts-tuts sesuai dengan melodi dendang yang dibawakan
Contoh Gambar Kacapi Minangkabau:

KEBERADAAN KESENIAN MINANGKABAU

Hal yang penting keberadaan kesenian minangkabau itu dipengaruhi oleh dua wilayah diantaranya Wilayah Darek, dan Wilayah Pasisie. Yang mana dikedua wilayah Daerah ini memanifestasikan lingkungan alamnya , sehingga dapat mempengaruhi karakter kesenian terutama dalam kesenian musik.
    Walaupun  secara metafisik dalam kedua wilayah ini terdapat segi kebudayaan yang berbeda, tetapi mereka memegang teguh dalam falsafah hidup yang sama, yaitu: “ Alam takambang jadi Guru”artinya alam dijadikan sebagai suritauladan dalam pergaulan sosial masyarakat.
a.    Wilayah Daerah Darek
    Mencerminkan masyarakat yang ulet dan aktif menggarap lahan pertaniannya dengan   pergantian musim hujan dan kemarau yang ajeg/cepat. Situasi ini ikut membentuk  karakter musik yang atraktif dan lincah.
Dalam berguru pd alam, mereka selalu menyimak berbagai peristiwa alam dan mengambil tamsil/Perumpamaan  pantulannya. Dari itu lahir sebuah ungkapan rasa alam pegunungan yg berbunyi:

“Liek pandangilah dek mandeh…..
Untuang nan bak padi salibu
Tahun talampau badan tumbuah
Urek bagantuang ka jarami
Tumbuah di bancah kakariangan”
     “ babungo di ujuang musim, babuah di ikua taun
      kok tumbuah musim paneh, buah mudo pianggang banyak
      dijua indak rang mambali, ditaruah apo kagunonyo
      tampan katingga di jarami, mungkin kajadi luluak sajo
      rangkiang tinggi dicinto juo…..”

Artinya:
Lihat pandangilah oleh ibu…
Nasib seperti padi salibu
Tahun terlampau badan tumbuh
Urat bergantung ke jerami
Tumbuh di rawa kekeringan
 berbubga di ujung musim, berbuah di ekor tahun
kalau datang musim panas, buah muda wereng banyak
 dijual tidak orang beli, disimpan tidak ada gunanya
alamat akan tinggal di jerami, mungik akan menjadi lumpur saja
rangkiang (tempat menyiman padi) tinggi diharap juga…”

 
b.    Wilayah Daerah Pesisie/Pesieir

    Mamanifestasikan lingkungan nelayan yg pergi melaut setiap malam dengan perasaan pasrah,dalam menghadang ganasnya samudera yg sewaktu-waktu dapat  menenggelamkan mereka. Suasana ini dapat  pula mempengaruhi  karakter musiknya yang  cenderung melodis dan mendayu-dayu.
Dan lahirlah sebuah ungkapan rasa orang-orang Daerah Pesisir:
Kami sapantun biduak ketek
Balaiah manapi-napi, katangah takuik di galombang
Riak juo alun balun taduah, ombak mamacah suok-kida
Dicaliak langik lah tabaliak, dipandang bumi lah tatungkuik
Raso kataban alam nangko
Walau kaangok-angok ikan, walau kajiwo-jiwo patuang
Haram lillah babaliak pulang…
Bakayuah jo tapak tangan, bagalah jo jari manih
Namun pulau dihadang juo…..

    Alat Musik yang terdapat di Wilayah Darek diantaranya:
•    Saluang Darek
•    Saluang Sirompak:  keberadaanya tidak begitu Populer, karena anggapan masyarakat minang terdapat unsur magisnya.
•    Saluang Sampelong: sama halnya dengan saluang sirompak, karena ada unsur magisnya sehingga tidak populer.
•    Sarunai
•    Rebab Darek

    Sistem Tangga Nada
•    Sistem tangga nada musik Minangkabau secara Umum adalah:
  1 1/7.1.1.1 1/7
Termasuk dalm kelompok Pentatonis.


Seorang Ilmuan  bernama M. Kadir membagi Pentatonis menjadi 2 bagian:
1.    Pentatonis tua (Jalua Bukik)
yangterdapat pada:
a.    Sampelong dengan urutan Nadanya: 5,6,1,2, dan 3
b.    Sirompak dengan urutan nadanya 4,6,1,2, dan 3dengan sistem nadanya 1. 1 ½ . 1. 1
2.    Pentatonis Muda
Urutan Nada-nadanya mendekati Diatonis.
Adapun sistem tangga nadanya:
1 1/7. 1. 1. 1 1/7 dan 1. 1. ½ . 1 kedua nada tersebut terdapat di saluang Darek sarunai dan Darek.

TANGGA NADA    URUTAN NADA DAN PERBANDINGANNYA    Jumlah(cents)
Jarak nada                    n1   –   n2   –   n3   –   n4   –   n5   
Minor Harmonik                       300    :   200  :   200  :  300    1000
Saluang                       228,5 :   200  :   200  :  228,5      857
Selisih Jumlah                         71,5 :       0  :       0  :    71,5      143
Perbandingan interval Saluang dengan tangga nada harmonik  sebagai berikut: