WISATA BADUY

Anda ingin membeli atau memesan khas Baduy seperti Ikat kepala(lomar), pernak-pernik, dll
hubungi saya lewat
Emile: elfaredl@yahoo.com

Jumat, 23 Maret 2012

SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang penulisan
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintah kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Era informasi dan Globalisasi adalah 2 hal yang sering di sebut-sebut pada zaman sekarang ini. Adanya tekhnologi yang canggih misalnya computer,televise, radio dan bahkan internet dapat berperan penting terhadap penyuksesan dakwah tersebut atau mungkin malah menjadi hambatan dalam berdakwah. Untuk itu kita dalam berdakwah diperlukan adanya siasat cermat dan jitu agar kebudayaan luar yang masuk melalui alat tekhnologi tidak terancam. Maka dari itu kesenian tradisional Indonesia dapat dijadika media dakwah sebagaimana dilakukan oleh Sunan Kali Jaga dan Dalang lainnya yang memamfaatkan Wayang Kulit sebagai alat untuk menyebarkan agama islam.
Konsep dakwah yang strategis dan lumintu, dengan pengelolaan secara profesional yang mampu mengakomodasi segala permasalahan sosial. Di sini, seni dan budaya dapat menjadi metoda atau media dakwah, namun juga menjadi sasaran antara bagi dakwah Islamiyah itu sendiri. Sebagai media atau metoda, seni budaya mempunyai proyeksi yang mengarah  pada  pencapaian  kesadaran  kualitas  keberagamaan  Islam  yang pada gilirannya mampu mernbentuk sikap  dan  perilaku Islami yang tidak  menimbulkan gejolak sosial, tetapi  justru  makin  memantapkan  perkembangan sosial. Sedangkan sebagai sasaran antara, dakwah Islamiyah diarahkan pada pengisian makna dan nilai-nilai Islarni yang integratif ke dalam segala jenis seni dan budaya yang akan dikembangkan.




1.2. PERUMUSAN MASALAH
       Permasalahan yang dikaji dari uraian dan latar belakang di atas sebagai berikut :
1.    Bagaimana  hubungan antara seni dengan dakwah?
2.    Apa fungsi seni  dalam dakwah islam?
3.    Bagaimana fenomena dakwah dilihat dari segi Sosiologinya?
4.    Bagaimana Sejarah perkembangan Kebudayaan Islam?

1.3.  Tujuan Dan Manfaat Penelitian
         Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebuta adalah sebagai berikut:
1.    Ingin mngetahui seberapa erat keterkaitan seni dalam dakwah dan,
2.    Ingin mengetahui seni dan dakwah jika dilihat dari segi sosiologi
          Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Secara teoritis penelitian ini dijadikan sebgai tolak ukur kehidupan brkesian dengn dkwah yang religious.
2.    Secara Praktis penelitian ini sebagai penunjang kegiatan akademis yang sedang di jalani.
1.4.  Sistematika Penulisan
 Sistematika penulisan dibuat untuk memberi arahan secara singkan sebagai berikut ;
BAB I  Pendahuluan
 Dalam bab ini di jelaskan mengenai latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan
BAB II  Landasan teori
Berisi tentang deskripsi teori,  analisis dan memuat juga tentang hipotesis.  


BAB III  Seni Sebagai Media Dakwah
Berisi tentang hal yang mncakup ke dalam seni yang berperan sebagai media dakwah
BAB  IV  Penutup
Berisi tentang kesimpulan, krtitik serta saran dan penutup
Daftar Pustaka


















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Seni
Seni adalah ide, gagasan, persasaan, suara hati, gejolak jiwa, yang diwujudkan atau di  expresikan, melalui unsur unsur tertentu, yang bersifat indah untuk memenuhi kebutuhan manusia walaupun banyak juga karya seni yang digunakan untuk binatang. Seni indah menurut ukuran yang menkmati. Pendapat seni menurut para ahli:
1.    Menurut Alexander Baum Garton Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang     positif menjadikan penikmat merasa dalam kebahagiaan.
2.    Emanuel Kant Seni adalah sebuah impian karena rumus-rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.
3.    Menurut Leo Tolstoy Seni adalah menimbulkan kembali perasaan yang pernah dialami.
4.    Menurut Aristoteles Seni adalah bentuk pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari kenyataan dan seni itu adalah meniru alam
5.    Ki Hajar Dewantara Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan persasaan indah orang yang melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan perasaan indah itu seni.

2.2 Pengertian Dakwah
Da'wah Secara lughawi berasal dari bahasa Arab, da'wah yang artinya seruan, panggilan, undangan.Secara istilah, kata da'wah berarti menyeru atau mengajak manusia untuk melakukan kebaikan dan menuruti petunjuk, menyuruh berbuat kebajikan dan melarang perbuatan munkar yang dilarang oleh Allah Swt. dan rasul-Nya agar manusia mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

2.3 Macam-macam Dakwah
Macam-Macam Dakwah (berdasarkan media yang dipakai)
•    Dakwah bil Lisan
Dakwah jenis ini dilakukan secara lisan atau langsung diungkapkan dengan kata-kata. Dakwah seperti ini biasanya dalam bentuk ceramah, khutbah, pengajian.
•    Dakwah bil al-Hal
Dakwah bil al-Hal ini dilakukan dengan cara memberi contoh perbuatan yang nyata tentang apa yang ingin disampaikan melalui dakwah. Dengan demikian, diharapkan orang yang melihat akan mengikuti dan mencontoh apa yang mereka lihat.
Misalnya, juru dakwah memberi contoh untuk bersedekah, maka si penerima dakwah akan mencontoh perbuatan itu dan ikut bersedekah.
•    Dakwah bit Tadwin
Dakwah jenis ini dilakukan dengan media tulisan, baik tulisan cetak maupun media elektronik. Contoh dari dakwah jenis ini adalah penerbitan/perbanyakan kitab suci Al-Quran, kumpulan hadits, dll. Sehingga tulisan dakwah ini bisa dibaca oleh siapa saja.
Tak hanya itu, saat ini banyak pula tulisan dakwah yang menggunakan media koran, majalah, maupun internet. Banyak tulisan-tulisan yang intinya mengajak untuk beriman pada Allah SWT secara benar, dan diterbitkan dalam media-media tersebut.
Keuntungan dari dakwah jenis ini adalah apa yang menjadi isi dakwah akan bisa terus dibaca oleh orang bahkan berulang-ulang dibaca, walaupun juru dakwah telah meninggal dunia.
Macam-Macam Dakwah (berdasarkan cara penyampaiannya)
•    Dakwah Fardiah
Dakwah ini biasanya dilakukan tanpa persiapan (spontanitas). Dakwah ini pun biasanya ditujukan pada satu orang maupun kelompok kecil yang hanya berjumlah beberapa orang. Contoh dakwah dengan metode ini adalah menegur dan menasehati seorang teman saat ia lalai akan sesuatu.
•    Dakwah Ammah
Berbeda dengan dakwah fardiah, dakwah jenis ini ditujukan kepada kelompok besar yang berjumlah banyak orang dengan cara lisan. Misalnya ceramah atau pidato, yang bertujuan untuk menanamkan suatu pengaruh pada siapapun yang mendengar dakwahnya. Pelaku dakwah pun bisa perseorangan ataupun suatu kelompok dalam lembaga organisasi tertentu.
•    Dakwah bil Hikmah
Dakwah yang satu ini adalah jenis dakwah persuasif yang halus. Bisa dilakukan melalui lisan, perbuatan, maupun tulisan. Ciri dakwah bil hikmah adalah tidak ada suruhan atau perintah yang mengharuskan penerima dakwah berbuat sesuatu. Walau dasarnya adalah mempengaruhi seseorang, dakwah ini dilakukan dengan pendekatan yang sangat halus sehingga kemungkinan terjadi konflik sangat minim sekali. Tujuan dari dakwah jenis ini adalah si penerima dakwah bisa mengikuti ajakan si juru dakwah tanpa merasa terpaksa dan atas kemauan diri sendiri.
Contoh dakwah seperti ini misalnya menceritakan bagaimana kengerian saat kiamat terjadi, siapa yang akan celaka dan siapa yang akan selamat pada hari setelah kiamat nanti.
Setelah mendengar cerita ini, si penerima dakwah diharapkan bisa mengambil kesimpulan dan bisa memutuskan, apakah ia akan beriman pada Tuhan atau tidak.









BAB III
SENI SEBAGAI MEDIA DAKWAH

3.1    Seni sebagai media dakwah dilihat dari segi sosiologinya                  
Dakwah Islam pada dasarnya ialah ada sejak zaman Nabi Muhammad saw, namun bentuk dan cara penyampaiannya berlainan, yakni disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat sekitar.  Dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai metode, seperti: ceramah, diskusi, tanya jawab, keteladanan serta dapat pula dilaksanakandengan berbagai media, seperti: seni ketoprak, seni ludruk, seni wayang, seni teater dan lain-lain. Dengan demikian bagi juru dakwah untuk mempermudah menyampaikan dakwah dan juga agar mudah dipahami oleh sasaran dakwah, maka sebaiknya dakwah dilakukan dengan menggunakan media yang sudah ada, hal ini untuk menyesuaikan keadaan masyarakat tidak sama satu sisi sudah maju dan di sisi lain masih ketinggalan. Oleh karena itu dalam berdakwah walaupun menggunakan media modern namun sudah menghilangkan media tradisional yang masih dapat digunakan dengan baik, sehingga dalam berdakwah penggunaan media tersebut dapat disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat.
Oleh karena keadaan lingkungan masing-masing masyarakat itu tidak selalu sama, maka materi harus berfariasi menyesuaikan keadaan dimana pelaku dakwah haruslah mencari masalah-masalah yang dihadapi, media dan sekaligus memikirkan pemecahannya yang nantinya menjadi bahan pembicaraan dalam berdakwah. Materi dakwah adalah ajaran Islam, yang dikenal sebagai ajaran dakwah.Ajaran-ajaran Islam inilah yang wajib disampaikan kepada umat manusia dan mengajak mereka agar menerima dan mengikutinya.Diharapkan agar ajaran-ajaran Islam benar-benar diketahui, dipahami, dihayati, dan diamalkan, sehingga mereka hidup dan berada dalam kehidupan yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan ajaran Islam. Seni merupakan media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati bagi pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk Islam.
Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masayarakat karena para Walisongo sebagai da’i menggunakan bentuk-bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu itu, yaitu media wayang dan gamelan. Menurut Abdurrahman Al Baghdadi, definisi seni yaitu penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan perantara alat komunikasi ke dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indera pendengar (seni suara), penglihatan (seni lukis) dan dilahirkan dengan perantaraan gerak (seni tari / drama).
Seni merupakan bentuk keindahan yang tampak nyata yang langsung dapat dinikmati oleh manusia. Oleh karena itulah, orang beriman menyukai keindahan dalam bentuk yang tampak dan yang ada disekelilingnya, karena semua itu adalah jejak yang membekas dari keindahan Allah SWT. Adapun pendekatan dan pengembangan dakwah yang digunakan oleh Walisongo sesuai dengan media dakwah setempat yang sedang digandrungi oleh masyarakat, yaitu wayang. Para Wali melihat kesenian wayang sebagai media komunikasi dan interaksi yang sangat mampu terhadap pola pikir masyarakat. Kesenian wayang orang kemudian dimodifikasi dan disesuaikan oleh para Wali dengan konteks dakwah (di Islamkan).
Sehingga dengan penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masyarakat karena Walisongo menggunakan bentuk-bentuk kesenian dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah yaitu media wayang dan gamelan. Dengan media itu mudah ditangkap oleh masyarakat yang awam karena pendekatan-pendekatan Walisongo yang konkrit dan realistis, dan menyatu dengan kehidupan masyarakat.
Melihat kenyataan yang sedemikian maka kesenian memiliki peranan yang tepat guna sehingga dapat mengajak kepada khalayak untuk menikmati dan menjalankan isi yang terkandung  didalamnya.  Dalam  konteks keilmuwan dakwah yang digunakan Islam dengan metode kesenian adalah salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu shalawt rebana, nasyid, pop, dangdut dan lain-lain. Mengapa dapat dikatakan sebagai media dakwah, karena syair yang terpancar/digunakan bernilai/bermuatan dakwah, sehingga dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai ajang untuk berdakwah. Perlu diperhatikan, sebagai salah satu alternatif dalam penempatan seni sebagai media dakwah adalah, usaha menelusuri jati diri atau kreatifitas seni Islam, dengan memadukan rasa, cipta dan karsa sebagai aspek budaya dengan jiwa Islam.

3.2 Perjalanan Sejarah Kesenian Islam
Awal perkembangan kesenian Islam mencapai puncak keemasaanya pada zaman Dinasti Ummayah hingga akhirnya menempatkan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Dalam Islam pada masa itu, kesenian bukan hanya sebagai hiburan, tapi sudah menjadi ilmu pengetahuan yang terus diselidiki dan bagian dari ritual ibadah. Bahkan beberapa alat musik yang sekarang banyak digunakan di dunia berasal dari dunia kesenian Islam dan banyak karya dari seniman dunia Arab masa lalu yang menjadi acuan bagi Seniman dunia barat dan belahan dunia lainnya.
Dari Madinah hingga Nusantara  Seni dan peradaban ibarat dua sisi mata uang. Tenggelam dan bersinar beriringan. Inilah salah satu teori yang tercantum dalam risalah Al-Muqadimah karya Ibnu Khaldun. Teori ilmuwan muslim yang hidup pada abad ke-14 Masehi itu tepat berlaku pada perkembangan seni Islam, terutama seni suara dan musik.
Musik Arab yang awalnya sangat sederhana, berkembang menjadi musik yang kaya warna seiring dengan kemajuan pemerintahan Islam di masa Dinasti Ummayah. Ketika itu, Madinah dan Damaskus menjadi pusat kebudayaan Islam. Dari kedua kota ini, kegiatan penerjemahan kitab-kitab seni musik Persia dan Yunani ke dalam bahasa Arab gencar dilakukan.
Menurut Ali Hasmy dalam bukunya, Sejarah Kebudayaan Islam, tradisi pengkajian dan permainan musik semakin berkembang pada era Dinasti Abbasiyah, terutama ketika khalifah Al-Ma`mun berkuasa. Para khalifah Abbasiyah (650 M -1256 M) mensponsori para penyair dan musisi. Kesultanan mendirikan sekolah-sekolah musik di berbagai kota dan daerah, baik sekolah tingkat menengah maupun sekolah tingkat tinggi. Sekolah musik yang bagus dan berkualitas tinggi adalah yang didirikan oleh Sa`id `Abd-ul-Mu`min (wafat pada 1294 M).Ali Hasmy menjelaskan, salah satu alasan pengembangan banyak sekolah musik oleh Daulah Abbasiyyah adalah karena keahlian menyanyi dan bermusik menjadi salah satu syarat bagi pelayan (budak), pengasuh, serta dayang-dayang di istana dan di rumah pejabat negara, untuk mendapatkan pekerjaan. Karena itu, telah menjadi suatu keharusan bagi
para pemuda dan pemudi untuk mempelajari musik.  Hasilnya, teoritikus musik, pakar-pakar estetika, dan sastrawan masyhur bermunculan.  Di antara pengarang teori musik Islam yang terkenal adalah Yunus bin Sulaiman al-Khatab, yang tercatat sebagai pengarang musik pertama dalam Islam. Kitab-kitab karya pengarang yang meninggal 785 M banyak menjadi rujukan musisi-musisi Eropa.
Lalu ada Khalil bin Ahmad, yang mengarang buku teori musik mengenai not dan irama. Tak ketinggalan, Ishak bin Ibrahim al-Mausully, yang berhasil memperbaiki musik Arab jahilliyah dengan sistem baru sehingga mendapat julukan Imam-ul-Mughanniyin (Raja Penyanyi). Juga ada matematikawan dan filsuf muslim terkemuka, Al-Kindi, yang mengarang 15 risalah tentang musik. Bahkan Al-Kindi adalah orang pertama yang menyebut kata musiqi dalam judul bukunya.
Munculnya seniman dan pengkaji musik di dunia Islam menunjukkan jika umat Muslim tidak hanya melihat musik sebagai hiburan. Melainkan musik menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang dikaji melalui teori-teori ilmiah. Mereka juga mengarang kitab-kitab musik baru dan melakukan penambahan,  penyempurnaan, serta pembaharuan, baik dari segi alat-alat instrumen maupun dengan sistem dan teknisnya.   Buku-buku yang ditulis para cendekiawan muslim itu mencakup masalah  pengertian yang luas tentang musik, asas-asas estetika Islam, dan teori musik. Ada juga yang mengurai instrumen musik dan penggunaannya, tilawah dan qira`fah,  hingga tata tertib sama` (konser musik kerohanian).
Para sastrawan masa itu banyak melahirkan karya besar, Bahkan mereka juga memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sastra pada masa pencerahan di Eropa. Tak mengherankan bila Baghdad, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah, tak hanya tampil sebagai pusat kebudayaan Islam, melainkan juga pusat peradaban dunia. Para penguasa pemerintahan Islam di Baghdad pun pergi ke Kordoba, Spanyol, untuk memberikan dukungan kepada musisi dan perkembangan musik di sana. Alat musik pun banyak bermunculan.  Bahkan, berkembang di luar wilayah Islam. Misalnya oud, yang berbentuk setengah  buah  pir, berisi 12  string.  Di Italia, oud menjadi il luto. Di Jerman, alat musik ini menjadi bernama laute. Di Prancis disebut le luth dan di Inggris dinamai lute. Rebab, yang merupakan bentuk dasar biola, menyebar dari Spanyol ke Eropa dengan nama rebec. Rebana, instrumen musik asli Arab, juga diadaptasi dunia Barat.Rebana terbuat dari kayu dan perkamen. Hingga saat ini, rebana masih digunakan di berbagai belahan dunia saat bermusik. Perkembangan musik dan alat musik ini ditopang pula oleh kegiatan yang biasanya diselenggarakan di istana. Masa keemasan peradaban Islam terbentang selama kurang lebih 500 tahun, sejak abad ke-8 Masehi hingga abad ke-13 Masehi.Wilayahnya meliputi Eropa Selatan, Afrika Utara, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Setelah itu, peradaban Islam mulai mengalami kemunduran seiring dengan kehancuran Baghdad sebagai pusat kebudayaan Islam oleh bangsa Mongol. Juga oleh Perang Salib yang menandai peralihan pusat peradaban ke Eropa. Saat bersamaan, dakwah Islam di Nusantara mulai berkembang intensif.  Berbeda dengan penyebaran di wilayah di masa keemasan yang kental dengan motivasi politis dan penguasaan wilayah, penyebaran Islam di Nusantara dimotori oleh para pedagang. Selama berniaga, para pedagang dari daratan Timur Tengah ini hidup membaur dengan penduduk setempat.
Lewat pergaulan ini, musik ala padang pasir mulai dikenal di Indonesia. Rebana, menjadi alat musik paling dominan dalam memunculkan kesenian Islam Nusantara beraroma Arab seperti terbangan, gambus, kasidah, dan hadrah. Selain rebana, rebab juga ikut mewarnai kesenian Nusantara dengan ditambahkan sebagai pengiring gamelan yang mulai berkembang di Jawa sejak masuknya agama Hindu dan Budha. Malah, dalam gamelan Jawa, fungsi rebab tidak hanya sebagai pelengkap untuk mengiringi nyanyian sinden, melainkan menjadi pembuka dan menuntun arah lagu sinden.
Menurut penyair dan pengamat seni Islam, Abdul Hadi WM, pemakaian rebab dalam gamelan Jawa menandai pengaruh musik sufi, yaitu instrumen nay, seruling vertikal dengan lubang tipan di ujungnya. Seruling ini bila ditiup mengeluarkan bunyi seperti ratapan pokok bambu di hutan yang tertiup angin.
Ratapan itu berperan membuka selubung jiwa dari kepiluannya dan membawanya menuju keriangan spiritual. Ini, misalnya, dapat disaksikan dalam upacara sama` tarekat Maulawiyah, sering disebut dengan julukan The Whirling Dervish, yang didirikan Jalaluddin Rumi. Fungsi nay sebagai pembuka inilah yang diperankan rebab dalam gamelan Jawa. Abdul Hadi menjelaskan,  adalah Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga yang menerapkan asas-asas estetika sufi ke dalam penggunaan instrumen gamelan. Sunan Bonang menjadikan gamelan sebagai sarana kontemplasi (tafakur) dan pembebasan jiwa (tajarrud) dari kungkungan dunia material. Pemakaian asas-asas inilah yang lantas membedakan gamelan Jawa dan Madura dengan gamelan Bali yang bertahan sebagai gamelan Hindu.
Sembilan tokoh penyebar Islam di Jawa atau Wali Sanga memang dikenal dengan model dakwah yang memanfaatkan budaya lokal. Tak mengherankan bila para wali ini juga mempunyai kemampuan seni tinggi. Ensiklopedi Musik Indonesia menyebutkan Sunan Kalijaga sebagai seniman paripurna, karena selain mubalig ia juga ahli wayang, ahli karawitan, dan pencipta gending.
Kiai bernama asli Raden Mas Said ini menciptakan empat tokoh punakawan Semar, Petruk, Gareng, dan Bagong, yang berasal dari bahasa Arab yaitu Simar, Fatruk, Nalagarin, dan Bagha. Ia juga membuat perangkat gending, yaitu kenong, kimpul, kendang, dan genjur. Kemampuannya mencipta lagu untuk sarana dakwah Islam pun tak diragukan.Tembang Ilir-ilir dan Dandanggula adalah bukti kepiawaiannya merangkai syair tentang ajaran Islam di Jawa. Jejak pemakaian kesenian sebagai sarana penyebaran Islam juga terekam di tanah Sunda, yang memiliki musik tradisional angklung. Sekitar abad ke-16, warga Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut, Jawa Barat, memanfaatkan kesenian angklung gubrag badeng untuk menyebarkan Islam. Warga desa ini baru pulang dari belajar Islam dari Kerajaan Demak. Sebelumnya, kesenian dengan sembilan angklung sebagai alat musik utama, dimainkan sebagai pemujaan untuk Dewi Sri dalam ritual penanaman padi. Pengaruh Islam tampak dengan pemakaian dua terbang (rebana) dan penambahan bahasa Arab d dalam syairnya. Isi syairnya juga memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik. Lagu-lagu badeng yang terkenal, antara lain, Lailahaileloh, Ya`fti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, dan Solaloh.
Selain melalui seni musik dan seni suara,  pengaruh Islam di Indonesia juga terlihat melalui seni tari. Salah satu wilayah yang paling banyak mempunyai ragam tarian bernapaskan Islam adalah Aceh.Tarian paling populer adalah saman, ciptaan Syekh Saman, seorang ulama penyebar Islam di Aceh abad ke-14 Masehi. Awalnya, tarian itu hanya berupa permainan rakyat yang disebut pok ane-ane.Melihat permainan yang amat populer di tengah masyarakat kala itu, Syekh Saman pun menyisipkan ajaran tauhid dan nilai-nilai Islam ke dalam syair-syairnya. Dahulu, tari saman biasa digelar di kolong-kolong meunasah alias surau yang berbentuk bangunan panggung. Para penarinya awalnya semua kaum lelaki.Tujuannya, agar mereka dapat salat tepat waktu. Belakangan, kaum perempuan juga menarikannya dengan mengambil tempat di atas meunasah atau di bagian khusus masjid tempat salat kaum Hawa.
Pengamat sejarah Gayo, Wahab Daud, menyebutkan bahwa dalam perkembangannya, tari saman banyak mengalami perubahan.Sesuai dengan kondisi perang yang pernah melanda Aceh, syairnya pun dibumbui dengan kalimat yang memberi semangat jihad. Maka, pada masa penjajahan Belanda, tarian ini sempat dilarang pemerintah kolonial karena dinilai mengandung semangat perlawanan.
Pengajar tari Aceh di Institut Kesenian Jakarta, Marzuki Hasan, menyebut tari saman Gayo sebagai satu dari sekian banyak jenis tarian duduk yang ada di Aceh. Polanya memang sama, para penari duduk berbanjar dalam posisi seperti tahiyat awal atau duduk antara dua sujud dalam salat. Gerakan intinya juga sama: gerakan tangan, gerakan badan, dan gelengan kepala seperti tengah berzikir.
Marzuki menyebut juga beberapa tari duduk lainnya yang dikenal di Aceh, seperti saman lukob, ratoh duk, likok pulo, rabbani, rapai geleng, ratoh bantai, dan likei anggok.Sedangkan tari saman yang khusus dimainkan oleh kaum perempuan dikenal dengan tarian rateb meuseukat.
Tari saman, yang sedang diusulkan untuk mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya nirbenda Nusantara, juga menjadi contoh kesenian Islam yang masih bertahan hingga kini.Seperti saman, kuntulan Osing Banyuwangi, rudat, marawis, zafin, dan rebana juga masih eksis. Namun beberapa seni Islam lain seperti kasidah, burdah, gambus, mawalan, dan sambra mulai tergerus zaman karena regenerasinya nyaris berhenti. Memang,  mempertahankan seni budaya tradisional dan Islami bukan hal mudah di tengah serbuan budaya pop Barat yang cenderung mengabaikan dan merusak akhlak keislaman. Penampilan mengumbar syahwat, syair tak senonoh, hingga minuman keras menjadi hal biasa dalam pertunjukan musik di Indonesia. Karena itu, kehadiran beberapa aliran, grup musik, dan musisi Islam masa kini, seperti Debu, Opick, Snada, dan Haddad Alwi, layak mendapat apresiasi. Dan banyak Ponpes-ponpes yangi meniru langkah Wali Songo lima abad silam yang menyebarkan syiar Islam melalui kesenian local.








BAB IV
PENUTUP

4.1.1 Kesimpulan
Islam adalah agama dakwah yaitu agama yang mengajak dan memerintah kepada umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan agama islam kepada seluruh umat manusia. Seni merupakan media yang mempunyai peran yang amat penting dalam pelaksanaan dakwah Islam, karena media tersebut memiliki daya tarik yang dapat mengesankan hati bagi pendengar maupun penontonnya. Terbukti, karena keindahan seni dalam bahasa Al-Qur’an yang terlantunkan oleh adiknya Umar bin Khatab bergetar hatinya untuk masuk Islam.
Demikian juga dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa dapat tersebar luas serta diterima oleh masayarakat karena para Walisongo sebagai da’i menggunakan bentuk-bentuk seni dari budaya masyarakat setempat sebagai salah satu media dakwah pada waktu itu, yaitu media wayang dan gamelan.  Dalam konteks keilmuwan dakwah yang digunakan Islam dengan metode kesenian adalah salah satunya dengan menggunakan lagu-lagu shalawt rebana, nasyid, pop, dangdut dan lain-lain. Mengapa dapat dikatakan sebagai media dakwah, karena syair yang terpancar/digunakan bernilai/bermuatan dakwah, sehingga dapat dikatakan bahwa seni bisa sebagai ajang untuk berdakwah. Perlu diperhatikan, sebagai salah satu alternatif dalam penempatan seni sebagai media dakwah adalah, usaha menelusuri jati diri atau kreatifitas seni Islam, dengan memadukan rasa, cipta dan karsa sebagai aspek budaya dengan jiwa Islam.
Awal perkembangan kesenian Islam mencapai puncak keemasaanya pada zaman Dinasti Ummayah hingga akhirnya menempatkan Baghdad sebagai pusat peradaban dunia. Dalam Islam pada masa itu, kesenian bukan hanya sebagai hiburan, tapi sudah menjadi ilmu pengetahuan yang terus diselidiki dan bagian dari ritual ibadah.Bahkan beberapa alat musik yang sekarang banyak digunakan di dunia berasal dari dunia kesenian Islam dan banyak karya dari seniman dunia Arab masa lalu yang menjadi acuan bagi Seniman dunia barat dan belahan dunia lainnya.

4.1 Kritik dan Saran
•    Kritik
Kurangnya pemeliharaan terhadap nila kesenian yang seharusnya menjai dampak baik tetapi berubah menjadi hambatan.
•    Saran 
Sebaiknya kesenian tradisional Indonesia diwajibkan untuk beberapa acara sehingga akan terus terjaga, terlebih kesenian islam.
4.2 Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar